Tentang Kami

Desa Jerowaru adalah desa pesisir yang terletak di kawasan perairan Teluk Jor, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Luas wilayah Desa Jerowaru tercatat seluas 16,73 km2 atau 1.673,00 ha (sekitar 12% dari luas wilayah Kecamatan Jerowaru). Desa Jerowaru berada pada ketinggian + 0-54 meter diatas permukaan air laut (MDPL). Secara pemanfaatan wilayah, Desa Jerowaru terbagi menjadi beberapa jenis penggunaan lahan berupa tanah sawah seluas 1.054,24 ha, bangunan dan pekarangan 132,73 ha, tegal dan kebun 89,00 ha, tambak dan sawah garam 104,64 ha dan lainnya 292,39 ha.

Mayoritas penduduk yang menetap di Desa Jerowaru berasal dari Suku Sasak yang merupakan suku asli Pulau Lombok. Suku Sasak sudah mulai tinggal dan menetap diDesa Jerowaru sejak tahun 1920-an Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai petani,peladang, peternak, dan yang berdiam di wilayah pesisir menjadi nelayan. Masyarakat nelayan di Desa Jerowaru merupakan nelayan skala kecil yang menggunakan alat tangkap tradisional. Selain itu, banyak warga Desa Jerowaru yang menjadi pembudidaya lobster dengan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA). Hal ini menyebabkan Desa Jerowaru dikenal sebagai “Kampung Lobster.”

Potensi sumber daya alam di desa Jerowaru meliputi ekosistem mangrove, lamun, dan terumbu karang. Dari hasil pemetaan yang dilakukan Pesisir Lestari (YPL) berdasarkan data spasial Peta Mangrove Nasional tahun 2021, ekosistem mangrove yang ada di Desa Jerowaru memiliki luas 45.32 Ha. Ekosistem mangrove yang terdapat di Desa Jerowaru dapat dikatakan sudah cukup tua, hal ini ditandai dengan kerapatan dan usia batang pohon yang sudah masif bertumbuh dan berkembang. Kegiatan penanaman pernah beberapa kali dilakukan dilakukan pada periode tahun 2012-2013 oleh lembaga swadaya masyarakat lokal dengan melibatkan warga desa, kemudian kawasan ini sempat terbengkalai, tidak dimanfaatkan dan dianggap sebagai sarang nyamuk dan tempat pembuangan sampah.Kawasan ini juga sempat mengalami ancaman akibat adanya proses penambangan pasir laut yang digunakan untuk reklamasi. Barulah pada tahun 2020 muncul inisiatif untuk memanfaatkan hutan mangrove di Desa Jerowaru, khususnya untuk tujuan ekowisata.

Lihat Selengkapnya

×